Pertahankan Industri Kerajinan Lokal
Telah melayang ke dalam terburu-buru peradaban internasional, perlahan Dhara Dinda Kamayangan sadar akan terjun langsung melestarikannya
budaya lokal Teknik untuk melakukan kakek dan anak bisa menikmati dan mengerti tentang warisan nenek moyangnya
kebaikan dan pengetahuan Bakat menggambar tidak didapat dengan cara instan. Sejak kecil, Mayang ingin menggambar. "Ada
arahan dari orang tua yang melatih menggambar dan memotivasi rutin mengikuti lomba menggambar nasional dan internasional, "
jelas Mayang. Mayang mengharapkan kerajinan atau kerajinan di Bantul selalu menawarkan peran luar biasa bagi pariwisata DIY. Generasi muda, seperti
Dikatakannya, seharusnya juga bisa melestarikan budaya atau kearifan lokal tanpa meninggalkan daya tarik dengan memberikan inovasi.
"Bantul memiliki peran besar di sektor kerajinan tangan terutama di DIY. Semua jenis kerajinan tangan di DIY semuanya bisa ditemukan di daerah Bantul.
Proses produksi kita bisa bertemu langsung di Bantul, "katanya. Tidak hanya itu, gadis yang saat ini berusia 22 tahun juga bisa
finalis Dimas-Diajeng Bantul 2016. Latar belakang mengikuti Dimas-Diajeng Bantul tidak lepas dari keinginannya untuk melestarikan kerajinan. Dia ingin untuk
Penelitian lebih mendalam untuk menciptakan sektor di Bantul, tanah kelahirannya. Bagi Dhara Dinda Kamayangan, peradaban bukanlah tingkah laku
atau custom, tapi juga berbentuk imajinasi lainnya seperti kerajinan tangan ke dalam seni menari atau musik. Akibatnya dikenal sebagai Mayang
ingin berperan dalam menjaga budaya yang bisa ia gambar. Gambar goresan tangan itu tidak ada gambarnya.
Banyak prestasi yang diraihnya dari kreativitasnya, salah satunya Kompetisi Desain Batik ke-3 Kategori Dikti Sandang
Tahun 2013, pemenang Lomba Industri Kreatif Kompetisi Kategori Desain Batik Kemenpora Pada 2013, penghargaan mahasiswa
prestasi di bidang seni dari kampus tahun 2014, hingga perdagangan mahasiswa Universitas Naresuan - Universitas Negeri Yogyakarta di Jakarta
Thailand.Baca juga: map raport